Dalam kegiatan belajar mengajar baik di sekolah ataupun di luar sekolah sangat diperlukannya interaksi antara guru dan murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan murid. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.
Pendekatan Pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala perbedaan, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran. Ada beberapa pendekatan yang diajukan dalam pembicaraan ini dengan harapan dapat membantu guru dalam memecahkan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar. Berikut ini adalah penjelasannya :
- I. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran
- Pendekatan Individual
- Pendekatan Kelompok
- Pendekatan Klasikal
Pengelolaan pembelajaran bertujuan mencapai tujuan belajar. Tekanan utama pembelajaran adalah seluruh anggota kelas. Di samping penyusunan desain instruksional yang dibuat, maka pembelajaran kelas dapat dilakukan dengan tindakan sebagai berikut: penciptaan tertib belajar dikelas, penciptaan suasan tenang dalam belajar, pemusatan perhatian pada bahan ajar dan mengikutsertakan siswa belajar aktif, dan pengorganisasian belajar sesuai dengan kondisi siswa.
- Pendekatan Bervariasi
- Pendekatan Edukatif
Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan di kelas ketika guru sedang memberikan pelajaran, misalnya, tidak tepat diberikan sanksi hukum dengan cara memukul badannya hingga luka atau cidera. Ini adalah tindakan sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan pendekatan yang salah. Guru telah menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan untuk menundukkan orang lain. Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan, karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif adalah setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma agama.
- Pendekatan Keagamaan
- Pendekatan Kebermaknaan
Dalam rangka penguasaan bahasa Inggris tidak bisa mengabaikan masalahpendekatan yang harus digunakan dalam proses belajar mengajar. Kegagalan penguasaan bahasa Inggris oleh siswa, salah satu sebabnya adalah kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Hal ini perlu dipecahkan, salah satu alternatif ke arah pemecahan masalah tersebut diajukanlah pendekatan baru, yaitu pendekatan kebermaknaan.
- II. Model Pembelajaran berdasarkan Teori-teori Belajar
- Model Interaksi Sosial
Dalam model ini tercakup beberapa jenis strategi pembelajaran, yaitu:
1) Kerja kelompok; tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan dalam bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal, dan keterampilan menemukan dalam bidang akademik.
2) Pertemuan kelas; tujuannya untuk mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri maupun terhadap kelompok.
3) Pemecahan masalah social atau inquiry social; bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah social dengan cara berpikir logis dan penemuan akademik.
4) Model laboratorium; bertujuan untuk mengembangkan kesadaran pribadi dan keluwesan dalam kelompok.
5) Model pengajaran yurisprudensi; bertujuan untuk melatih kemampuan mengolah informasi dan memecahkan masalah social dengan cara berpikir yurisprudensi.
6) Bermain peranan; bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa menemukan nilai-nilai social dan pribadi melalui situasi tiruan.
7) Simulasi sosial; bertujuan untuk membantu siswa mengalami berbagai kenyataan social serta menguji reaksi mereka.
- Model Proses Informasi
Beberapa strategi pembelajaran dalam model proses informasi, diantaranya:
1) Mengajar induktif; bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan membentuk teori.
2) Latihan inquiry; tujuannya pada prinsipnya sama dengan strategi mengajar induktif, perbedaannya terletak pada segi proses mencari dan menemukan informasi yang diperlukan.
3) Inquiry keilmuan; bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam disiplin ilmu, dan diharapkan memperoleh pengalaman dalam bagian-bagian lainnya.
4) Pembentukan konsep; bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir induktif, mengembangkan konsep dan kemampuan analisis.
5) Model pengembangan; bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan umum terutama berpikir logis, disamping untuk mengembangkan aspek sosial dan moral.
6) Advanced organizer model; bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan (bodies of knowledge) secara bermakna.
- Model Personal
Model pembelajaran personal terdiri dari empat strategi pembelajaran, yaitu:
1) Pengajaran non direktif; bertujuan untuk membentuk kemampuan dan perkembangan pribadi yaitu kesadaran diri (self awareness), pemahaman (understanding), otonomi, dan konsep diri (self concept).
2) Latihan kesadaran; bertujuan untuk meningkatkan kemampuan self exploration dan self awareness. Titik beratnya pada perkembangan interpersonal.
3) Sinektik; bertujuan untuk mengembangkan kreativitas pribadi dan pemecahan masalah secara kreatif.
4) Sistem konseptual; bertujuan untuk meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang luwes.
- Model Modifikasi Tingkah Laku
III. Pendekatan CBSA dalam Pembelajaran
- Pengertian CBSA
- Kebaikan dan Kelemahan CBSA
- Prakarsa siswa dalam kegiatan belajar, yang ditujukan melalui keberanian memberikan pendapat tanpa secara eksklusif diminta misalnya didalam diskusi-diskusi, mengemukakan usul dan saran didalam pendekatan tujuan atau cara kerja kegiatan belajar, kesediaan mencari alat atau sumber dan lain sebagainya.
- Keterlibatan mental siswa didalam kegiatan-kegiatan belajar yang telah berlangsung yang ditujukan dengan peningkatan diri kepada tugas kegiatan. Baik secara intelektual maupun secara emosional yang dapat diamati dalam bentuk perhatian serta pikiran siswa dengan tugas yang telah dihadapi serta komitmennya untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya.
- Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator merupakan sisi lain daripada kadar tinggi prakarsa serta tanggung jawab siswa di dalam kegiatan belajar sebagaimana didalam butir satu dan dua.
- Belajar dengan pengalaman langsung (experiment learning) merupakan indicator lain daripada kadar ke CBSA-an kegiatan belajar mengajar.
- Kekayaan variasi bentuk dan alat kegiatan belajar mengajar merupakan indicator lain daripada kadar ke-CBSA-an
- Indicator terakhir yang dikemukakan dalam masalah ini adalah kualitas interaksi antar siswa, baik intelektual maupun social, emosional sehingga meningkatkan peluang pembentukan kepribadian seutuhnya, terutama yang berkaitan dengan keamanan dan kemampuan bekerjasama didalam memecahkan masalah, baik yang berkenaan dengan kegiatan intra maupun ekstrakurikuler.
- Tidak menjamin dalam melaksanakan keputusan. Meskipun telah tercapai persetujuan atau konsesus, namun keputusan-keputusan itu belum tentu dapat dilaksanakannya.
- Diskusi tak dapat diramalkan, pada mulanya diskusi diorganisasi secara baik tetapi selanjutnya mungkin saja mengarah ke tujuan lain sehingga terjadi Free Foryall terutama jika kepemimpinan diskusi tidak produktif.
- Memasyarakatkan agar semua siswa memiliki keterampilan berdiskusi yang diperlukan untuk berpartisipasi secara aktif
- Membentuk pengaturan fisik (seperti kursi dan meja) dan jadwal kegiatan secara luwes.
- Dapat menjadi palsu (tak murni lagi) jika pemimpin mengalami kesulitan mempertemukan berbagai pendapat padahal dia telah mengetahui jawaban yang diinginkan, sehingga dia menolak pendapat peserta lain.
- Dapat didominasi oleh seseorang atau sejumlah siswa sehingga menolak pendapat peserta lain
- Jadi kelemahan CBSA, siswa yang pandai akan bertambah pandai, siswa yang bodoh akan tertinggal.
- Penerapan CBSA dalam Pembelajaran
1) Pemanfaatan waktu luang
Pemanfaatan waktu luang dirumah oleh siswa memungkinkan dilakukannya kegiatan belajar aktif, dengan cara menyusun rencana belajar, memilih bahan untuk dipelajari, dan menilai penguasaan bahan sendiri.
2) Pembelajaran individual
Pembelajaran individual adalah pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik perbedaan individu setiap siswa, seperti: minat, bakat, kecerdasan, dan sebagainya. Guru dapat mempersiapkan rencana tugas-tugas belajar bagi para siswa, sedang pilihan dilakukan oleh siswa masing-masing dan selanjutnya siswa aktif secara perseorangan. Teknik lainnya, kegiatan belajar dilakukan dalam bentuk kelompok, yang terdiri dari siswa dengan kemampuan, minat dan bakat yang sama.
3) Belajar kelompok
Belajar kelompok memiliki kadar CBSA yang cukup tinggi. Teknik pelaksanaanya dapat dalam bentuk kerja kelompok, diskusi kelompok, diskusi kelas, diskusi terbimbing, dan diskusi ceramah. Dalam situasi belajar kelompok, masing-masing anggota dapat mengajukan gagasan, pendapat, pertanyaan, jawaban, kritik dan sebagainya.
4) Bertanya jawab
Kegiatan Tanya jawab antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa, dana antara kelompok siswa dengan kelompok lainnya memberikan peluang cukup banyak bagi setiap siswa untuk belajar aktif. Kadar CBSA-nya akan lebih besar jika pertanyaan-pertanyaan tersebut tmbul dan diajukan oleh pihak siswa dan dijawab oleh siswa lainnya. Guru memberikan koreksi dan perbaikan terhadap pertanyaan dan jawaban-jawaban tersebut.
5) Belajar Inquiry/discovery (belajar mandiri)
Dalam strategi belajar ini, siswa melakukan proses mental intelektual dalam upaya memecahkan masalah. Dia sendiri yang merumuskan suatu masalah, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan serta mengaplikasikan hasil belajarnya.
6) Pengajaran unit
Strategi pengajaran ini berpusat pada suatu masalah atau suatu proyek. Pada tahap-tahap kegiatanbelajar ditempuh tiga tahap kegiatan utama, yakni: tahap pendahuluan dimana siswa melakukan orientasi dan perencanaan awal; tahap pengembangan dimana siswa melakukan kegiatan mencari sendiri informasi dan selanjutnya menggunakan informasi itu dalam kegiatan praktik; tahap kegiatan kulminasi, dimana siswa mengalami kegiatan penilaian, pembuatan laporan dan tindak lanjut.
Evaluasi
1. Sebutkan minimal 4 Pendekatan dalam kegiatan pembelajaran?Jawab : Pendekatan Individual, Pendekatan Kelompok, Pendekatan Bervariasi, Pendekatan Edukatif, Pendekatan Keagamaan, Pendekatan Kebermaknaan
2. Apakah yang dimaksud dengan metode Pendekatan kelompok ?
Jawab : Pendekatan kelompok merupakan pendekatan yang dilakukan guru dengan cara mengelompokkan anak didiknya sesuai dengan kriterianya demi tercapainya kegiatan belajar mengajar.
3. Mengapa Pendekatan dalam pembelajaran sangat diperlukan ?
Jawab : Guna menumbuhkan atau membangun interaksi yang baik antara guru dan siswa guna tercapainya tujuan
4. Sebutkan contoh metode dari pendekatan fungsional ?
Jawab : latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya jawab dan demontrasi
pola-pola pendekatan seperti ini sangat penting untung di fahami seluruh tenaga pendidik utk lebih memahami cara melakukan pembelajaran yg efektif dan efisien.
BalasHapus