Jumat, 12 Juli 2013

PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF UNTUK PERKEMBANGAN ANAK

Dalam pelaksanaannya dilakukan oleh pendidikan Anak Usia Dini, yaitu suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan pada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. (UU Sisdiknas Pasal 1, butir 14)

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Hal ini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1997).
Perkembangan anak penting dijadikan perhatian khusus bagi orang tua dan guru. Sebab, proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang. Jika perkembangan anak luput dari perhatian orang tua (tanpa arahan dan intervensi orang tua dan lingkungan), maka anak akan tumbuh seadanya sesuai dengan  kemampuan yang dimiliki anak.

Prinsip Perkembangan Anak

  • Anak akan belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasa aman dan nyaman dalam lingkungannya.
  • Anak belajar terus menerus dimulai dari membangun pemahaman tentang sesuatu, mengekplorasi lingkungan, menemukan kembali tentang sesuatu konsep, hingga membuat sesuatu yang berharga.
  • Anak belajar melalui interasi sosial, dengan orang dewasa maupun teman sebaya.
  • Minat ketekunan anak akan memotivasi belajar anak.
  • Perkembangan dan gaya belajar anak akan dipertimbangkan sebagai perbedaan individu.
  • Anak belajar dari yang sederhana sampai yang komplek, dari yang konkret ke abstrak, dari yang berupa gerakan ke bahasa verbal, dari diri sendiri ke interaksi verbal.
Pengertian
Permainan secara garis besar dibagi  ke dalam dua kelompok, yaitu permainan rekreatif dan permainan edukatif. Permainan rekreatif adalah permainan yang bersifat menyenangkan dan menumbuhkan imajinasi yang tinggi dan biasanya dibuat dengan teknologi yang tinggi pula, contohnya mobil-mobilan, robot-robotan, dll. Sedangkan permainan edukatif adalah permainan yang menyenangkan dirancang untuk tujuan latihan tertentu, atau sebagai sarana untuk melatih kemampuan anak.

Tujuan
  1. Menambah wawasan guru dalam rangka efektivitas belajar mengajar disekolah.
  2. memberi kesempatan guru untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran.
  3. memberikan informasi guru untuk menggunakan media yang sesuai dengan kebutuhan anak.
 Prinsip dalam memberikan permainan

  • Berorientasi kepada kebutuhan anak. Kegiatan permainan harus selalu ditujukan pada pemenuhan kebutuhan perkembangan secara individual.
  • Dengan bermain dapat merangsang anak untuk melakukan ekplorasi dengan lingkungannya.
  • Merangsang munculnya kreativitas dan inovasi. Kreativitas dan inovasi tercermin melalui kegiatan yang membuat anak tertarik, fokus, serius dan konsentrasi.
  • Menyediakan lingkungan sehingga anak senang dan aman.
  • Mengembangkan kecakapan yang diarahkan untuk mandiri, disiplin, mampu bersosialisasi, dan mempunyai keterampilan yang berguna untuk kehidupan kelak.
  • Menggunakan alat dan sumber yang sesuai kebutuha.
  •  Diulang-ulang secara bertahap mengacu kepada prinsip-prinsip perkembangan.
  • Rangsangan pendidikan bersifat menyeluruh dan mencakup semua aspek perkembangan (kognitif, efektif, dan psikomotor)
Pelaksanaan dalam permainan edukatif
Yang perlu diperhatikan dalam permainan edukatif yaitu :
  1. Penataan lingkungan, dalam penataan permainan edukatif berbeda dengan alat rekreatif, untuk alat ini harus tertutup dan diberikan sesuai dengan rencana pembelajaran yang akan diberikan.
  2. Pengarahan sebelum bermain, dalam kesempatan ini guru harus memperkenalkan alat yang akan dipakai, memberikan cara atau aturan dalam menggunakan alat, kapan memulai dan mengakhiri, dan merapikan kembali alat.
  3. pelaksanaan permainan, sebaiknya guru memberikan contoh dalam melaksanakan permainan, memberikan motivasi, memberikan bantuan anak yang membutuhkan, mencobakan dengan cara lain untuk memperkaya pengalaman anak, dan mendokumentasikan hasil yang dicapai anak.
  4. kegiatan setelah bermain, yaitu membereskan alat, jika anak belum terbiasa, anak harus dilibatkan dalam membereskan.
Fungsi Permainan
Jika dilihat dari fungsi permainan terhadap perkembangan pribadi anak akan terlihat berbagai fungsi permainan dalam mendukung perkembangan anak tersebut, seperti kesimbangan mental, kestabilan emosi, kecepatan berfikir, daya konsentrasi, sosialisasi, kepemimpinan dan lain-lain.
  1. Fungsi permainan terhadap perkembangan mental.
Seseorang dikatakan memiliki perkembangan mental apabila terpenuhi segala kebutuhan secara memuaskan. Yang menjadi masalah disini adalah, tidak semua kebutuhan terpenuhi, karena datangnya silih berganti, baik kebutuhan jasmani maupun rohani. Kadang-kadang untuk memenuhi kebutuhan yang satu, bertentangan dengan kebutuhan yang lain. Usaha yang dapat dilakukan dalam menyeimbangkan mental adalan menerima dan memahami masalah-masalah tersebut. Permainan melatih anak untuk belajar mengatasi masalah atau problem solving karena dalam permainan terdapat masalah yang harus dipecahkan atau dipikirkan.
  1. Fungsi permainan sebagai kestabilan emosi.
Seperti yang dikemukakan oleh Sukirno (1993:36) yang mengutip pendapat C. Cowwel dan L. France adalah : ”keseimbangan mental dapat dicapai atau diusahakan dengan mengadakan pendidikan emosi serta mengembangkan daya penyesuaian mengadakan pendidikan secara terarah”.
Permainan sebagai sarana yang dapat dipakai untuk melatih kestabilan emosi dan sebagai sarana penyesuaian terhadap emosi.
  1. Fungsi permainan terhadap kecepatan proses berpikir
Dalam bermain diperlukan berpikir yang cepat dan tepat, hal ini menuntun anak untuk memiliki daya sensitifitas dan daya persepsi yang tinggi terhadap situasi yang dihadapinya. Contoh dalam permainan Puzzle, lego, scrabble dll. Mereka dalam menyelesaikan permainan diperlukan proses berpikir dan imajinasi yang tinggi.
  1. Fungsi permainan terhadap daya konsentrasi
Konsentrasi atau pemusatan perhatian terhadap pelaksanaan suatu usaha adalah penting, permainan dapat dipakai sarana dalam melatih konsentrasi, contohnya seperti meronce, puzzle, maze, dll. Anak dalam melakukan kegiatan meronce harus memerlukan konsentrasi, kalau dilakukan berulang-ulang akan membantu anak berkonsentrasi.
  1. Fungsi permainan terhadap pendekatan jarak sosial.
Bermain tidak membedakan suku, ras, keturunan, kaya atau miskin, semua mempunyai kepentingan yang sama, semua dapat bergembira, dan jenis permainan tidak menjadi tolak ukur kegembiraan. Anak-anak dapat bermain bersama. Permainan dapat digunakan sarana untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan menjalin pergaulan antar sesama.
  1. Fungsi permainan terhadap kepemimpinan
Dalam kegiatan bermain terdapat masalah-masalah yang timbul dalam permainan, sehingga anak dituntut untuk memiliki rasa tanggung jawab yang besar, kebiasaan untuk memberi dan menerima saran-saran, selalu melakukan tugas- tugas dengan penuh pengertian dan kerjasama dan dalam bermain akan menanamkan dan memupuk rasa demokrasi.

1 komentar:

  1. penggunaan alat permainan sangat menjunjang utk memicu kreatifitas anak,saya setuju :)

    BalasHapus