MAKALAH INOVASI PENDIDIKAN TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) TERHADAP AKTIVITAS PENDIDIKAN
Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah ICT
Disusun Oleh :
PRIYANI BUDHI SETYOWATI
942012092
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
PROGRAM PASCASARJANA UKSW
2013
BAB I
PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi
yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala aspek kehidupan baik di bidang
ekonomi, politik, kebudayaan, seni dan bahkan di dunia pendidikan. Kemajuan
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi informasi sudah
menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan
dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan
untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan
untuk hal negatif.
Kehadiran TIK dalam pendidikan bisa
dimaknai dalam tiga paradigma, yaitu (1) TIK sebagai alat atau berupa produk
teknologi yang bisa digunakan dalam pendidikan, (2) TIK sebagai konten atau
sebagai bagian dari materi yang bisa dijadikan isi dalam pendidikan, dan (3)
TIK sebagai program aplikasi atau alat bantu untuk manajemen pendidikan yang
efektif dan efisien. Ketiga paradigma tersebut disinergikan dalam sebuah
kerangka sumberdaya TIK yang secara khusus diposisikan dan diarahkan untuk
mencapai visi dan misi pendidikan di Indonesia. Di era globalisasi pendidikan,
disadari ataupun tidak, tantangan dunia pendidikan ke depan akan lebih berat.
Oleh karena itu, optimalisasi TIK menjadi salah satu alternatif solusi dalam
menopang dan menggerakkan dunia pendidikan di kancah persaingan global. Dalam
dunia pendidikan di Indonesia, ada beberapa alasan problematik yang
melatarbelakangi pentingnya pemanfaatan TIK, terutama dalam (1) meningkatkan
mutu pendidikan di semua jenjang, (2) mengatasi kesenjangan layanan pendidikan
akibat kondisi geografis yang mana jika diabaikan akan menimbulkan disparitas
mutu layanan, dan (3) perubahan sosio-budaya masyarakat yang bergerak dinamis,
dan (4) memupuk rasa nasionalisme untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang penulis angkat, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan?
2. Bagaimana cara mengatasi perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Teknologi Menurut Para Ahli
Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan
bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah
menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan
batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan
teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980)
Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan
untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak
awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi
belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan
“logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan
pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara
melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan
alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh
anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul
(1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara
rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan
manusia
B. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Di era globalisasi peranan TIK
menjadi semakin penting digunakan untuk mengungkapkan data dan fakta menjadi
sebuah informasi yang bisa dimanfaatkan. Kontribusi TIK tidak terlepas dari
suatu tanggung jawab agar data dan fakta pendidikan dapat dikumpulkan,
dikelola, disimpan, diteliti, dibuktikan dan disebarkan agar masyarakat
mendapatkan informasi penting dengan benar secara efektif dan efisien. TIK pada
hakikatnya adalah alat untuk mendapatkan nilai tambah dalam menghasilkan suatu
informasi yang cepat, lengkap, akurat, transfaran dan mutakhir. Salah satu
manfaat yang dapat dirasakan dalam kontribusi TIK adalah teknologi internet.
Internet sebagai media informasi telah memberikan peluang bagi setiap orang.
Pengenalan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), diharapkan dapat membuat perubahan pesat dalam kehidupan yang
mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk TIK. Melalui
perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi, kita bisa mencari,
mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan
efektif. TIK akan memudahkan kita, mendapatkan ide dengan cepat dan bertukar
pengalaman dari berbagai kalangan. Dengan demikian, diharapkan dapat
mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga kita
dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan TIK
secara tepat dan optimal, termasuk implikasinya saat ini dan dimasa yang akan
datang.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi
Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai
alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan Teknologi
Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu
untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh
karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan
yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala
kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan
transfer/pemindahan informasi antar media.
Secara khusus, tujuan mempelajari
Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
- Menyadarkan kita akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi ini sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
- Memotivasi kemampuan kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan TIK, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
- Mengembangkan kompetensi kita dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari.
- Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong kita lebih terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
- Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari hari.
C. Implementasi TIK (ICT) dalam dunia pendidikan
Tidak bisa dipungkiri, keberadaan
komputer saat ini bukan lagi merupakan barang mewah, Alat ini sudah digunakan
di berbagai bidang pekerjaan, termasuk dalam dunia pendidikan.
Saat ini jumlah guru yang ada adalah
2.692.217, dari jumlah trsebut yang memenuhi syarat sertifikasi 727.381 orang
atau sekitar 27%, sehingga diperlukan sekitar 1.964.836 atau 73% guru yang
harus itingkatkan kualifikasi pendidikan dan profesionalismenya. Dan yang juga
menjadi masalah adalah rendahnya tingkat pemanfaatan ICT di sekolah (Digital
Divide) ICT dapat menunjang optimalisasi sekolah, karena potensi ICT cukup
besar, diantaranya (1).Memperluas kesempatan belajar, (2) Meningkatkan
efisiensi, (3) Meningkatkan kualitas belajar, (4) Meningkatkan kualitas
mengajar, (5) Memfasilitasi pembentukan keterampilan, (6) Mendorong belajar
sepanjang hayat berkelanjutan, (7) Meningkatkan perencanaan kebijakan dan
manajemen, (8) Mengurangi kesenjangan digital. Begitu besar peran ICT dalam
pendidkan sehingga secara khusus pemerintah dalam Pustekkom Diknas membagi
peran ICT di sekolah modern menjadi 7 peran sekaligus sebagi pilar pendidikan.
Ke-7 peran ICT tersebut yaitu
1. ICT sebagai gudang ilmu
pengetahuan. Artinya
dengan ICT sumber ilmu pengetahuan menjadi begitu kaya bahkan melimpah, baik
ilmu pengetahuan inti (core content) dalam pelajaran sekolah maupun
sebagai materi pengaya pembelajaran (content suplement).Pada fungsi ini
internet memiliki peran besar sebagai sumber ilmu pengetahuan yang dapat
diakses secara luas yang didalamnya telah terkoneksi dengan ribuan perpustakaan
digital, jutaan artikel/jurnal, jutaan e-book, dan lan-lain.
2. ICT sebagai alat bantu
pembelajaran. Artinya
bahwa pembelajaran saat ini lebih mudah dengan bantuan ICT, untuk menghadirkan
dunia di kelas dan dapat disajikan kepada seluruh siswa melalui peralatan ICT
seperti multimedia dan media pembelajaran hasil olahan komputer seperi poster,
grafik, foto, gambar, display, dan media grafis yang lainnya. Pemanfaatan CD
Interaktif, Video Pembelajaran, Multimedia presentasi, e-learning termasuk pada
bagian ini.
3. ICT sebagai fasilitas pendidikan. Dalam hal ini ICT sebagai saran yang melengkapi
fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan, terutama fasilitasfasilitas yang
bernuansa elektronik seperti labolatorium komputer, peralatan di laboratorium
bahasa, raung multimedia, studio rekaman suara, studio musik, studio produksi
video dan editing.
4. ICT sebagai standar kompetensi. Artinya ICT sebagai mata pelajaran yang kita kenal
Mata Pelajaran TIK. Mata pelajaran ini berisi standar kompetensi.
Selain peran TIK diatas, terdapat pendapat lain
tentang peranan TIK dalam pendidikan yaitu :
1. TIK sebagai Keterampilan (skill) dan
Kompetensi :
- Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompentensi dan keahlian menggunakan TIK untuk pendidikan.
- Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan yang harus diolah melalui proses pendidikan.
- Membagi pengetahuan antar satu peserta didik dengan yang lainnya bersifat mutlak dan tidak berkesudahan.
- Belajar mengenai bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien bagi pendidik, peserta didik, dan stakeholder.
- Belajar adalah proses seumur hidup yang berlaku bagi setiap individu atau manusia.
2. TIK sebagai Infrastruktur Pendidikan
- Saat ini, bahan ajar banyak disimpan dalam format digital dengan model yang beragam seperti multimedia.
- Para pendidik, instruktur dan peserta didik secara aktif bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
- Proses pendidikan seharusnya dapat dilakukan dimana dan kapan saja.
- Perbedaan letak geografi seharusnya tidak menjadi batasan pendidikan.
- “The network is the school” akan menjadi fenomena baru di dalam dunia pendidikan.
3. TIK sebagai Sumber Bahan Belajar
- Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya.
- Pendidik yang hebat tersebar di berbagai belahan dunia.
- Buku-buku, bahan ajar, dan referensi diperbaharui secara kontinyu.
- Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran.
- Tanpa teknologi, proses peserta didikan yang “up-to-date” membutuhkan waktu yang lama.
4. TIK sebagai Alat Bantu dan Fasilitas Pendidikan
- Penyampaian pengetahuan seharusnya mempertimbangkan konteks dunia nyatanya.
- Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat penyerapan bahan ajar.
- Peserta didik diharapkan melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih bebas dan mandiri.
- Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antarpeserta didik dan pendidik.
- Rasio antara pendidik dan peserta didik tidak dibatasi tergantung pada proses dan pemberian fasilitas.
5. TIK sebagai Pendukung Manajemen Pendidikan
- Setiap individu memerlukan dukungan pendidikan tanpa henti setiap harinya.
- Transaksi dan interaksi interaktif antar-stakeholder memerlukan pengelolaan back-office yang kuat.
- Kualitas layanan pada pengelolaan administrasi pendidikan seharusnya ditingkatkan secara bertahap.
- Orang merupakan sumber daya yang sangat bernilai sekaligus terbatas dalam institusi.
- Munculnya keberadaan sistem pendidikan inter dan antar organisasi.
6. TIK sebagai Sistem Pendukung Keputusan
- Setiap individu memiliki karekteristik dan bakat masing-masing dalam pendidikan.
- Pendidik seharusnya meningkatkan kompetensi dan keterampilan pada berbagai bidang ilmu.
- Sumber daya terbatas, pengelolaan yang efektif seharusnya dilakukan.
- Institusi seharusnya tumbuh dari waktu ke waktu dalam hal jangkauan dan kualitas.
- Pemerintah seharusnya memiliki pengetahuan tentang profil institusi pendidikan.
Saat ini Depdiknas mempunyai program pengembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi secara besar besaran. Ada tiga posisi
penting Depdiknas dalam program pengembangan TIK, yaitu:
1. Bidang kejuruan, TIK menjadi salah satu
jurusan di SMK. Pengembangan TIK secara teknis baik hardware dan software masuk
dalam kurikum pendidikan. Dibentuknya ICT center di seluruh Indonesia. Untuk
menghubungkan sekolah sekolah di sekitar ICT center dibangun WAN (Wireless Area
Network) Kota.
2. Pustekkom, sebagai salah satu ujung tombak
dalam pengembangan TV pendidikan interaktif, E learning dan E SMA. Program ini
bertujuan untuk mempersempit jurang perbedaan kualitas pendidikan antara kota
besar dengan daerah.
3. Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional),
bertujuan untuk mengintegrasikan kedua program di atas agar terbentuk sebuah
jaringan yang menghubungkan semua sekolah di Indonesia. Sehingga diperkirakan
di masa depan semua sekolah di Indonesia akan terkoneksi dengan internet.
Melihat program yang diadakan oleh Depdiknas kita bisa memanfaatkan fasilitas
tersebut karena bersifat terbuka.
Pengembangan TIK untuk mendukung peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia adalah sesuatu yang mutlak. Dalam Renstra Departemen
Pendidikan Nasional tahun 2005-2009, program pengembangan TIK bidang pendidikan
akan dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut.
1. Tahap pertama meliputi (a) merancang sistem
jaringan yang mencakup jaringan internet, yang menghubungkan sekolah-sekolah
dengan pusat data dan aplikasi, serta jaringan internet sebagai sarana dan
media komunikasi dan informasi di sekolah, (b) merancang dan membuat aplikasi
database, (c) merancang dan membuat aplikasi manajemen untuk pengelolaan
pendidikan di pusat, daerah, dan sekolah, dan (d) merancang dan membuat aplikasi
pembelajaran berbasis web, multimedia, dan interaktif.
2. Tahap kedua meliputi (a) melakukan implementasi
sistem pada sekolah-sekolah di Indonesia yang meliputi pengadaan
sarana/prasarana TIK dan pelatihan tenaga pelaksana dan guru dan (b) merancang
dan membuat aplikasi pembelajaran.
3. Tahap ketiga dan keempat adalah tahap memperluas
implementasi sistem di sekolah-sekolah.
Uraian di atas lebih berfokus pada tahapan-tahapan
yang diharapakan dilakukan Depdiknas dalam kurung waktu tahun 2005-2009 dalam
rangka pengembangan TIK dalam pendidikan. Dalam merealisasikan rencana ini,
Depdiknas membangun ICT Center Kabupaten/Kota melalui Program Jardiknas
yang terdiri atas jaringan komputer, internet, dan TV Edukasi. ICT Center ini
akan terkoneksi dengan sekolah-sekolah dan kantor dinas pendidikan. Selain itu,
guru perlu juga diperlengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup
untuk menggunakan perangkat TIK. Untuk itu, manajemen sekolah perlu mengetahui
kesiapan dan pelatihan TIK yang dibutuhkan guru.
D. Dampak TIK terhadap aktivitas pendidikan
Tahukah kita selain membawa manfaat yang besar
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga mempunyai pengaruh buruk yang
besar pula pada perkembangan generasi anak bangsa. Saat ini perangkat yang
paling mempengaruhi anak pelajar Indonesia saat ini antara lain :
- Komputer
- Handphone
- MP4 player
- Game Console
- Media tontonan seperti Televisi dan Film
Namun kali ini kita akan membahas salah satu
diantaranya yaitu pengaruh buruk Teknologi Komputer. Pengaruh positif atau negatif
yang bisa muncul dari alat ini tentu saja lebih banyak tergantung dari
pemanfaatannya. Bila anak-anak dibiarkan menggunakan komputer secara
sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif. Sebaliknya, komputer akan
memberikan pengaruh positif bila digunakan dengan bijaksana, yaitu membantu
pengembangan intelektual dan motorik anak.
Pengaruh buruk lewat internet
Mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu
awal yang baik bagi pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam
dengan banyaknya informasi buruk yang membanjiri internet. Melalui internetlah
berbagai materi bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara
terbuka dan tanpa penghalang. Sebuah studi yang menunjukkan bahwa satu dari 12
anak di Canada sering menerima pesan yang berisi muatan seks, tawaran seks,
saat tengah berselancar di internet.
Pengaruh Buruk Terlalu Sering Bermain Komputer
Kecanduan bermain komputer ditengarai memicu anak
menjadi malas menulis, menggambar atau pun melakukan aktivitas sosial.
Kecanduan bermain komputer bisa terjadi terutama karena sejak awal orangtua
tidak membuat aturan bermain komputer. Seharusnya, menurut Rizal, orangtua
perlu membuat kesepakatan dengan anak soal waktu bermain komputer. Misalnya,
anak boleh bermain komputer sepulang sekolah setelah selesai mengerjakan PR
hanya selama satu jam. Waktu yang lebih longgar dapat diberikan pada hari
libur.
Pengaturan waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak
berpikir bahwa bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan yang menarik bagi
anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh orangtua, setidaknya
sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah
dapat lebih mampu mengatur waktu dengan baik.
* Menimbang untung ruginya mengenalkan komputer pada
anak, pada akhirnya memang amat tergantung pada kesiapan orangtua dalam
mengenalkan dan mengawasi anak saat bermain komputer.
* Selain itu juga pihak sekolah harus ikut andil dalam
memberikan pengarahan terbaik agar siswa/siswi dapat mempergunakan Teknologi
Informasi dan Komunikasi ke arah yang positif.
* Pemerintah sebagai pengendali semua sistem penyedia
Informasi harusnya lebih aktif dalam mengontrol penggunaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi untuk Generasi Anak Bangsa.
Sadar atau tidak sadar Teknologi Informasi dan
Komunikasi telah membawa perubahan besar terhadap Generasi Penerus Bangsa,
hanya tinggal kita yang bisa atau tidak membawa perubahan itu ke arah yang
positif atau negatif.
E. Permasalahan dan Solusi internet dalam
dunia Pendidikan
Kendala bidang pendidikan ini dapat diatasi dengan
adanya internet yang bisa diakses oleh peserta didik di perguruan tinggi.
Berbagai macam informasi seperti perpustakaan online, jurnal online, majalah,
dan bahkan buku-buku teks yang dapat di-download gratis dari berbagai situs
yang ada dalam dunia internet. Mahasiswa bisa mencari apapun yang berkaitan
dengan materi perkuliahan disampaikan dosen di kelas, untuk memperbandingkan,
memperkaya pengetahuan, dan mencari sesuatu yang memerlukan kejelasan dan
pemahaman mendalam.
Permasalahan selalu timbul dalam dunia pendidikan
adalah kekurangan informasi dan referensi akibat terbatasnya jumlah sarana
belajar. Ketersediaan buku – buku di perpustakaan terutama pada lembaga
pendidikan swasta cukup memprihatinkan dan sangat jauh dari harapan jika yang
menjadi tujuan adalah melahirkan sarjana-sarjana berkualitas dari universitas.
Namun pada praktiknya, sosialisasi internet bagi dunia
pendidikan tidak semudah yang dibayangkan dan diharapkan banyak pihak, menurut
Rahardjo (2001), terbatasnya pemanfaatan teknologi informasi ini dipengaruhi
oleh beberapa hal, diantaranya kurangnya penguasaan bahasa Inggris, kurangnya
sumber informasi dalam bahasa Indonesia, mahalnya biaya akses internet, dan
ketidaksiapan tenaga pendidik.
Faktor pertama, merupakan permasalahan utama dalam
memanfaatkan segala teknologi hasil karya masyarakat Barat. Produk-produk
teknologi yang sampai ke tangan masyarakat dunia umumnya menggunakan komunikasi
berbahasa Inggris sehingga menyulitkan bagi para pengguna seperti mahasiswa
Indonesia yang Jurnal Ilmiah umumnya masih memiliki kemampuan rendah dalam
bahasa asing, sedangkan banyak informasi-informasi dan ilmu pengetahuan
direkayasa dalam bahasa internasional tersebut.
Faktor kedua, keterbatasan informasi dan ilmu pengetahuan
dalam bahasa Indonesia, menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan
internet dalam negeri. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk berbagi ilmu
pengetahuan masih sangat rendah dibanding di luar negeri. Informasi masih
dianggap suatu hal pribadi dan berharga mahal yang tidak dapat diakses oleh
seluruh orang, menjadikan pengetahuan hanya berkembang untuk diri pribadi dan
komunitas tertentu saja.
Faktor ketiga, adalah kendala mahalnya biaya untuk
menggunakan internet di dalam negeri. Untuk mengakses internet pribadi dengan
menggunakan jaringan telepon milik pemerintah seseorang harus mengeluarkan
biaya hampir sepuluh ribu rupiah per jam sehingga membatasi pemanfaatan
internet tersebut. Solusi ini dapat dipecahkan dengan menggunakan internet pada
warung-warung internet dengan biaya yang lebih murah antara dua ribu sampai
tiga ribu rupiah per jam. Namun masih saja terlalu mahal untuk seorang
mahasiswa apabila harus menggunakan dalam frekuensi tinggi (selalu mengakses).
Faktor terakhir, permasalahan dari tenaga pendidik itu
sendiri yang masih belum siap menggunakan teknologi internet dalam proses
pengajarannya akibat kurangnya kemampuan dosen dalam bidang ini. Seorang dosen
tidak akan pernah menyarankan kepada mahasiswa memperkaya wawasan dengan fasilitas
internet akibat kekurangmampuannya sendiri. Dampak akhir yang terjadi mahasiswa
tidak akan termotivasi untuk mengembangkan diri jika dosen tidak pernah
menyarankan pemanfaatan sumber ilmu non formal tersebut.
Masalah terpenting dari sekian faktor penghambat di
atas terletak pada faktor ketiga dan keempat yakni mahalnya biaya akses dan
keterbatasan dosen. Jika kendala bahasa tidak menjadi masalah, lambat laun
mahasiswa akan terus belajar dengan sendirinya dengan tingginya frekuensi
penggunaan internet, sehingga mereka akan lebih memahami penguasaan
istilah-istilah asing dari internet tersebut. Sumber motivator utama dari dosen
adalah faktor terpenting dalam mensosialisasikan kegiatan penunjang
pembelajaran. Misalnya untuk melengkapi informasi tentang sebuah kajian masalah
di dalam kelas, mahasiswa dianjurkan untuk membuka homepage milik dosen, atau
mengakses situs-situs lain yang disarankan dosen.
Dari segi mahalnya biaya kendala ini dapat diatasi
dengan berperan penting lembaga pendidikan/universitas untuk mengembangkan
sistem pembelajaran internet dengan membangun sebuah jaringan internet di
lembaga pendidikan, menyediakan sarana penyewaan dengan biaya yang lebih murah
dibanding warung internet milik penguasaha bisnis.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus,
bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam
hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit atau detik,
terutama berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjang
dengan teknologi elektronika. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan,
termasuk bidang pendidikan. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat cepat ini memberikan dampak positif dan dampak negatif. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak positif dengan semakin terbuka dan
tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas
ruang dan waktu. Dampak negatifnya yaitu terjadinya perubahan nilai, norma,
aturan, atau moral kehidupan yang bertentangan dengan nilai, norma, aturan, dan
moral kehidupan yang dianut masyarakat. Menyikapi keadaan ini, maka peran
pendidikan sangat penting untuk mengembangkan dampak positif dan memperbaiki
dampak negatifnya. Pendidikan tidak antipati atau alergi dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, namun sebaliknya menjadi subyek atau pelopor
dalam pengembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Gairola, C. M. (2004). Information and
Communications Technology for Development. New Delhi: Elsevier.
S.P.Hariningsih. 2005. Teknologi Informasi. Penerbit
Graha Ilmu.
Yuhetty, H. (n.d.). ICT and Education in Indonesia.
Retrieved 11 20, 2008, from http://www.lib.itb.ac.id/:
http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/e-list/Indonesia-ICT-paper.pdf
Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung, Penerbit:Alfabeta.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi. Bandung, Penerbit:Alfabeta.
http://www.wikipedia.org
http://www.google.co.id
http://physicsmaster.orgfree.com/Artikel%20&%20Jurnal/Inovasi%20Dalam%20Pendidikan/TIK_inEduMath.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar